Khutbah Idul Fitri : Yang Pantas Berhari Raya || Bahasa Indonesia

Ika Nur Fitriani
yang berhari raya idul fitri

الخطبة الأولى

اللهُ أَكْبَرُ ………. x 9
اللهُ أَكْبَرُ عَدَدَ مَا صَامَ صَائِمٌ وَأَفْطَرَ ، اللهُ أَكْبَرُ عَدَدَ مَا هَلَّلَ مُهَلِّلٌ وَكَبَّرَ ، اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا ، وَالْحَمْدُ لِلهِ كَثِيْرًا ، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةًُ وَأَصِيْلًا ، لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ ، اللهُ أَكْبَرُ ، اللهُ أَكْبَرُ ، وَلِلهِ الْحَمْدُ ، الْحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ سَهَّلَ لِلْعِبَادِ طَرِيْقَ الْعِبَادَةِ وَيَسَّرَ ، وَأَفَاضَ عَلَيْهِمْ مِنْ خَزَائِنِ جُوْدِهِ الَّتِيْ لَا تُحْصَرْ ، وَجَعَلَ لَهُمْ عِيْدًا يَعُوْدُ فِيْ كُلِّ عَامٍ وَيَتَكَرَّرَ ، نَقَّاهُمْ بِهِ مِنْ دُوْنِ الذُّنُوْبِ وَطَهَّرَ ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ الَّذِيْ خَلَقَ الْخَلْقَ فَقَدَّرَ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَاحِبُ اللِّوَاءِ وَالْكَوْثَرْ ، اللهم صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ أَفْضَلِ الْبَشَرِ ، وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْمُطَهَّرِ ، وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِيْهِمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ جَزَاءِ الْأَكْبَرِ ، أَمَّا بَعْدُ
فَيآأيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ ، اتَّقُوا اللهَ ، اتَّقُوا اللهَ تَعَالَى حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

Hadirin Wal Hadirat Jama’ah Shalat Idul Fitri Rohimakumulloh

Kita bersyukur kepada Allah SWT SWT atas segala Rahmat dan karunia-Nya yang telah dilimpahkan kepada kita semuanya, sehingga dari kemaren kita mengumandangkan takbir, tahmid, tasbih, dan tahlil. kita besarkan, kita agungkan Allah SWT SWT dan kita kecilkan diri kita.

Dan hari ini kita memasuki hari yang penuh dengan kebahagiaan ruhani, kesehatan jasmani dan kenikmatan spiritual. Untuk itu, menjadi penting bagi kita, marilah meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT SWT. Dengan cara melakukan segala perintah Allah SWT SWT sekecil apapun, sekecil apapun. dan di waktu yang sama mari kita jauhi larangan-larangan Allah SWT SWT.

اللهُ أَكْبَرُ ، اللهُ أَكْبَرُ ، اللهُ أَكْبَرُ ، وَلِلهِ الْحَمْدُ

Hadirin Wal Hadirat Rohimakumulloh

Di dalam diri manusia, terdapat dua unsur potensi. Yakni unsur jasmanai dan unsur ruhani. Unsul jasmani, menjadikan kita sebagai manusia bisa berinteraksi dengan hal-hal yang bersifat material, hal-hal yang bersifat fisikal. Sedangkan unsur ruhani, menjadikan manusia, bisa berhubungan, berinteraksi dengan hal-hal yang bersifat spiritual, hal-hal yang bersifat kebatinan. Maka kedua unsur ini, harus diberikan perhatian yang sama, harus diberikan porsi yang sama. Jangan sampai orang itu, hanya mencerdaskan akalnya, mencerdaskan jasmaninya, sedangkan batinnya, ruhaninya tidak dicerdaskan. Kalau itu yang terjadi maka manusia akan bersifat bukan seperti manusia. Tidak bisa memanusiakan manusia.

Apa artinya, boleh jadi orang itu pandai, orang itu menguasai berbagai disiplin ilmu, tapi pribadinya tidak mencerminkan orang yang berilmu. bahkan ilmunya bisa menggapai angkasa, tapi dirinya diperbudak dengan kerakusan, kedengkian, iri hati. Kadang ilmunya bisa menggerakkan gunung-gunung tapi dia tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri. Kenapa itu bisa terjadi?
Karena yang ia cerdaskan hanya akalnya, jasmaninya, sedangkan batinnya, ruhaninya tidak pernah dicerdaskan.

Apa dampaknya dikehipun nyata. Coba kita lihat, siapa yang ditangkap oleh KPK, mereka orang pandai, orang pinter, bahkan semuanya orang kaya. Kenapa bisa terjadi? Karena hanya mencerdaskan akalnya, mencerdaskan jasmaninya, sedangkan batinya, ruhaninya tidak dicerdaskan.

Sehingga, bila dia menjadi pejabat misalnya, maka ketika melihat sekumpulan rakyat, yang ada dibenaknya adalah sekumpulan rakyat ini bisa dikalikan dengan proyek yang bernilai milyaran. Tidak bisa menangkap simbul-simbul kemiskinan, simbul-simbul keadilan.

Bila mereka menjadi dokter misalnya, para pasien yang dating, hanya dijadikan sebagai sapi perahan yang bisa menghasilkan uang. Namun dirinya tidak bisa menangkap nilai-nilai kemanusiaan.
selanjutnya, apa yang kita cari di dunia ini? Yang kita cari di dunia ini adalah kebahagian, keindahan, ketentraman, kesucian, keadilan. Yang semua itu adalah kejala-kejala ruhani, bukan jasmani.

Ketika potensi ruhani tidak mendapat perhatian yang sama, maka orang tidak mungkin bahagia, orang tidak mungkin tentram, orang tidak mungkin damai. Sampai-sampai ada istilah rumah yang megah tidak menyiramkan ketentraman, tumpukan uang tidak mendatangkan kebahagiaan. Bahkan tidak sedikit ada orang kaya raya, mati karena bunuh diri, karena kekayaanya tidak mendatangkan ketenangan ruhani.

Baca Juga :  Khutbah Jumat : Kemuliaan Tamu Allah || Bahasa Indonesia

Sehingga dengan datangnya romadhon kemaren ini, seakan-akan tuhan mengingatkan kepada kita, “ wahai manusia, wahai manusia.. bahwa di dalam dirimu, tidak hanya jasmani. Di dalam dirimu juga ada ruhani.”
Oleh karena itu, romahon biasa disebut oleh para ulama dengan Madrosatun Ruhaniyyatun. Pendidikan ruhani.

Hadirin Wal Hadirat Jama’ah Shalat Idul Fitri Rohimakumulloh

Apa sih yang diajarkan dengan romadhon kemaren? Setidaknya romadhon yang telah meninggalkan kita ini memberikan beberapa pelajaran. Diataranya:

Pertama, Keihlasan. Ihlasun niyat.
Romadhon mengajarkan kepada kita tentang keihlasan. Jadi puasa romadhan mengajarkan kepada kita untuk berbuat ihlas. melakukan sesuatu tujuanya Allah SWT, muaranya adalah ridha Allah SWT.

اِبْتِغَاءً لِمَرْضَةِ اللهِ

Karena puasa yang kita kerjakan sebulan kemaren adalah jenis ibadah yang tidak kelihatan, tidak bisa kita pamerkan. Beda ibadah lain seperti sholat, bisa kita pamerkan, tadarus al-qur’an bisa kita perlihatkan, shodaqoh bisa kita foto bisa kita viralkan. Kalau puasa, yang tahu kalau dia puasa hanya dirinya sendiri dan Allah SWT. Oleh karena itu, dalam hadis qudsi disebutkan:

كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلاَّ الصِّيَامَ فَإِنَّهُ لِى وَأَنَا أَجْزِى بِهِ

Semua ibadah itu untuk anak adam, untuk manusia sendiri, kecuali puasa. Puasa itu untuk ku. Kata Allah SWT, untuk ku.
Sehingga ibadah puasa itu adalah ibadah yang sangan personal. Sangat pribadi, yang tahu hanya dirinya dan Allah SWT .
Oleh karenanya, puasa Ramadan mengajarkan kepada kita untuk berbuat ihlas. Berbuat yang orientasinya hanya Allah SWT. Karena puasa yang kita lakukan sebulan romadhan ini bukan karena ingin dipuji orang, bukan karena mencari kekayaan, namun yang kita kejar, yang kita cari adalah ridha Allah, ridha Allah SWT.

وَرِضْوَانٌ مِنَ اللهِ اَكْبَرْ

Keridhoan Allah SWT lebih besar dari segala-galanya.
Orang yang ihlas, menunjukkan sucinya niyat, sucinya tujuan, sehingga orang yang lulus puasanya, maka dalam kehidupan nyata, dia tidak akan membabi buta mengejar dunia, kalau dengan cara itu menjadikan Allah murka, Allah tidak ridho.

Kedua, Tazkyyatun nafs. pembersihan diri.
Puasa mengajarkan kepada kita yang disebut dengan tazkyyatun nafs. Membersihkan diri kita, membersihkan jiwa kita dari semua perilaku yang tidak baik. Sehingga puasa tidak hanya tidak makan tidak minum, tapi juga mempuasakan diri dari apapun yang bersifat negative. Selama romadhan kita dilarang untuk mencaci maki, kita dilarang untuk menghina, bahkan pesannya nabi, sejak awal ramadhan kita sering mendengar:

فَلاَ يَرْفُثْ وَلاَ يَسْخَبْ

Bahkan bila kita diajak bertengkar kepada kita, kita disuruh untuk menjawab:

فَلْيَقُلْ : إِنِّى امْرُؤٌ صَائِمٌ

Sebab, kalau orang yang puasa namun tidak mempuasakan telinganya, tidak mempuasakan mulutnya, tidak mempuasakan matnya maka bukan tidak mungkin, orang itu tidak mendapat apa-apa dari puasanya. Sebab nabi berkata:

كَمْ مِنْ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلَّا الْجُوعُ

Betapa banyak orang yang berpuasa, namun ia tak mendapatkan apa pun dari puasanya selain rasa lapar saja.” (HR. Imam Ahmad)


Hadirin Wal Hadirat Jama’ah Shalat Idul Fitri Rohimakumulloh

14 abad yang lalu, saya teringat ada salah seorang sahabat disuruh membatalkan puasanya oleh rosulullah dengan cara muntah. Sahabt itu menjawab, “saya sedang puasa wahai nabi, wahai rosul” kata nabi, “iya saya tahu kamu puasa, tapi tolong keluarkan dari perutmu” lalu sahabat tersebut memutahkan isi perutnya.

Lalu apa yang terjadi?, begitu sahabat tersebut muntah, yang keluar adalah darah dan daging busuk, bukan makanan. Lalu orang-rang terkejut, “ya rosul kenapa yang keluar bukan kurma, kenapa yang keluar bukan roti?” jawab nabi, “iya orang ini puasa, tiap malam dia makan sahur, tetapi di siang hari lisannya, telinganya, matanya tidak puasa” mencaci maki, menghina tetep dia lakukan. Dalam bahasa alquran orang–orang yang suka menghina, membuka aib temannya disebut

Baca Juga :  Khutbah Idul Fitri : Yang Pantas Berhari Raya || Bahasa Jawa

أَن يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتاً

Orang yang suka mencaci maki, membongkar aib orang disamakan dengan memakan daging temannya yang sudah mati.
Padahal target puasa ini adalah ketakwaan.

لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ

Taqwa ini tidak mungkin kita raih bila tidak ada proses tazkiyah, proses membersihkan diri. Cahaya tuhan tidak akan terpantul kalau orang itu tetap melakukan kemaksiatan

Ketiga, Itqonul ibadah penyempurnaan peningkatan ibadah
Meningkatkan ibadah kita, meningkatkan komitmen, mutu dan kualitas ibadah kita kepada Allah SWT. Selama romadhan kita bisa tarawih, selama ramadhan kita bisa menjaga jamaah 5 waktu, selama Ramadan kita bisa menghatamkan alquran, artinya dalam romadan ini, kualitas ibadah kita bertambah.

Hadirin saya sering mengkritik diri saya sendiri, bahwa mustinya kegiatan-kegiatan ramadhan selama romadan ini harunya diteruskan sebelas bulan kedepan, tadarus alqurannya tetap, sholat jamaah 5 waktu juga tetap, mengasah keilmuan juga tetap. Bukan kegioatan tahunan, bukan kegiatan yang hanya dilakukan pada saat Ramadan saja.

Artinya apa? Artinya seharunya kegiatan sebulan romadan ini harus kita lakukan selama sebelas bulan kedepan. Kalau ini terjadi, maka orang tersebut yang sesungguhnya sudah kembali, kemabli kepada fitrah. Menjadi orang yang Idul fitri. Dan inilah makna idul fitri yang sebenarnya.

Hadirin Wal Hadirat Jama’ah Shalat Idul Fitri Rohimakumulloh
Semoga dengan hidayah dan pertolongan Allah SWT SWT. perjumpaan kita dengan bulan Ramadan dapat menempa kita menjadi pribadi-pribadi yang Muttaqin. Amin, Amin, Amin Ya Robbal Alamin.

أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم
قُلْ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ ، لَا شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا أَوَّلُ الْمُسْلِمِينَ [الأنعام : 162-163]
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الذِّكْرِ وَالآيَاتِ الْحَكِيْمِ إِنَّهُ هَوُ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمِ

الخُطْبَةُ الثَّانِيَةُ

اللهُ أَكْبَرُ ………. x 7
اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا ، وَالْحَمْدُ لِلهِ كَثِيْرًا ، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةًُ وَأَصِيْلًا ، لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ ، اللهُ أَكْبَرُ ، اللهُ أَكْبَرُ ، وَلِلهِ الْحَمْدُ
الْحَمْدُ لِلهِ مُعِيْدِ الْجَمْعِ وَالْأَعْيَادِ ، وَمُبِيْدِ الْأُمَمِ وَالْأَجْنَادِ ، وَجَامِعِ النَّاسِ لِيَوْمٍ لَا رَيْبَ فِيْهِ إِنَّهُ لَا يُخْلِفُ الْمِيْعَادَ ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ ، وَلَا نِدَّ ، وَلَا مُضَادَ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْمُفَضَّلُ عَلَى جَمِيْعِ الْعِبَادِ ، اللهم صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الدَّاعِيْ إِلَى سَبِيْلِ الرَّشَادِ ، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ السَّادَةِ الْأَمْجَادِ ، وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِيْهِمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ التَّنَادِ ، أَمَّا بَعْدُ

فَيَآ أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ ، اِتَّقُوا اللهَ ، اِتَّقُوا اللهَ تَعَالَى وَأَطِيْعُوْهُ وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى وَاحْذَرُوا أَسْبَابَ سَخَطِ الْجَبَّارِ فَإِنَّ أَجْسَامَكُمْ عَلَى النَّارِ لَا تَقْوَى

وَاعْلَمُوا أَنَّ اللهَ يَقُوْلُ : «إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَآأَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيْمًا

اللهم صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَأَزْوَاجِهِ وَذُرِّيَّاتِهِ أَجْمَعِيْنَ ، وَالْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ . اللهم اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وِالْأمْوَاتِ . اللهم أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَالْمُسْلِمِيْنَ ، وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِيْنَ وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ ، وَاجْعَلْ هٰذَا الْبَلَدَ آمِنًا رَخَاءً سَخَاءً وَسَائِرَ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ ، اللهم نَوِّرْ عَلَى أَهْلِ الْقُبُوْرِ قُبُوْرَهُمْ ، وَيَسِّرْ لَهُمْ أُمُوْرَهُمْ ، اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْغَلَاءَ ، وَالْوَبَاءَ ، وَالرِّبَا ، وَالزِّنَا ، وَالزَّلَازِلَ وَالْمِحَنَ ، وَسُوْءَ الْفِتَنِ مَا ظَهَرَ وَمَا بَطَنَ ، عَنْ بَلَدِنَا هٰذَا خَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً ، بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

عِبَادَ اللهِ ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ ، وَإِيْتَاءِ ذِيْ الْقُرْبَا، وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ وَالطُّغْيَانْ ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ ، وَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ ، وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ ، وَاللهُ يَعْلَمُ ماَ تَصْنَعُوْنَ

Download File Click Disini