Makna Tahun Baru Islam dan Doa yang Disarankan

M. Rizal Zunianto
Makna Tahun Baru Islam dan Doa yang Disarankan

Sungguh mulia sekali bacaan doa akhir dan awal tahun Islam ini. Tentunya amalan-amalan semacam ini akan semakin memperkuat hubungan antara manusia dengan Allah swt, termasuk memperkuat hubungan manusia dengan manusia. Maka ketika suasana semacam ini, muslim Jawa selalu menggelar acara Suronan dengan berdoa bersama di Musholla dan Masjid. Ada dua hal penting dalam majelis itu, berdoa pada Allah dan berkumpul antar jama’ah untuk membuat hidup rukun dan damai. 

Dalam memahami dimensi waktu bulan Muharram ini dapat diambil sebuah hikmah bahwa kehidupan itu mengenal awal (hidup) dan mengenal akhir (kematian).  Manusia akan melewati proses itu semua. Untuk menjelaskan kehidupan dan kematian, KH Sholeh Darat juga menyinggung tentang husnulkhatimah dan su’ul khatimah dalam Kitab Munjiyat. Bahkan secara rinci tanda-tanda adanya husnulkhatimah dan su’ul khatimah bagi setiap orang. 

Oleh sebab itu, dalam menyiapkan kehidupan yang baik menuju khusnulkhatimah, maka KH Sholeh Darat mengajarkan tentang ketenangan hati dan ketenangan perilaku. Dua hal ini penting untuk dijalani bagi setiap orang yang masih hidup. Ketenangan hati akan didapatkan jika manusia sadar dan menghayati kalimat “La ilaha illallah”. Kalimat itu selalu diucapkan tanpa putus dan dijalani dengan baik. Yang muncul kemudian adalah sifat positif dalam melihat keberadaan Allah sebagai dzat yang Maha rahman dan ra’uf. 

Setiap gerak langkah orang yang dekat dengan Allah selalu mendapatkan jalan terbaik dari Allah. Maka KH Sholeh Darat mengingatkan agar orang Islam tidak minta kesehatan dan tidak boleh selalu menyalahkan Allah. Sebab Allah sudah memberikan kenikmatan sehat selamanya, dan jika dalam kondisi sakit, maka Allah tetap memberikan kasih sayangnya. Menyalahkan Allah sama halnya dengan kita protes dan lepas dari makna “La ilaha illallah”. Disitulah ketenangan hati dan ketenangan perilaku itu diuji. 

Baca Juga :  Khutbah Jumat : Selesainya Polemik Puasa Rajab

Adapun tanda-tanda orang husnul khatimah ketika sudah wafat sebagaimana dijelaskan oleh KH Sholeh Darat berdasar hadits Nabi adalah tiga hal: Kening atau pelipisnya berkeringat, kedua matanya mengeluarkan air mata dan mulutnya kering. Dalam kondisi itu, Allah SWT memberikan kasih sayang-Nya bagi jenazah itu. Bisa mendapatkan kurnia hidup di bulan Muharram sekaligus tahun baru 1444 H adalah nikmat yang demikian agung. Karenanya, mari kita isi kesempatan tersebut dengan ibadah terbaik. Wallahu a’lam.