Blitar, Media NU Blitar
Komandan Dewan Koordinasi Wilayah (DKW) Korp Pelajar Putri (KPP) Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Jawa Timur Anna Sugiarti, momentum Hari Kartini telah diperingati secara Nasional setiap tahunnya pada bulan April yaitu tepat di waktu kelahiran R.A Kartini. Dengan hadirnya Kartini memunculkan feminisme hingga sekarang menjadi “Era Emansipasi Perempuan”.
Zaman dahulu menyoal perempuan banyak masyarakat yang memiliki stigma perbedaan gender hingga menjadi adat dan tradisi, yang kemudian sosok perempuan menjadi kaum yang tertinggal. Namun, zaman sekarang sudah berbeda, karena sudah banyak perempuan yang mampu dan berani untuk bangkit sehingga sudah banyak perempuan yang tak lagi menjadi kaum tertinggal walaupun belum sepenuhnya merata.
Dilansir dari kemenkopmk.go.id, hal ini terbukti dari peran perempuan yang mulai melambung di beberapa sektor. Contohnya, di sektor perikanan dalam upaya meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat. Pada tahun 2015 lalu, data Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) menyebutkan, perempuan mengerjakan 70% pekerjaan produksi perikanan dengan waktu kerja hingga 17 jam.
Keterlibatan Perempuan tak cukup hanya pada itu saja, pada bidang lain seperti di bidang politik dan pemerintahan pun perempuan telah diberikan kesempatan untuk menjadi bagian keterwakilan perempuan di bidang politik. Terlihat pada era kepemimpinan Presiden Joko Widodo dan Wakil Jusuf Kalla pada 2014-2019 yang menetapkan peraturan mengenai kuota 30% bagi perempuan dalam politik.
Pada tahun 2019 juga terdapat forum Trading Development and Gender Equality yang berlangsung di sela Asian Development Bank Annual Meeting di Nadi, Fiji. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (Menteri PPN/Bappenas) menyebutkan kaum perempuan adalah aset, potensi, dan investasi penting bagi Indonesia yang dapat berkontribusi secara signifikan sesuai kapabilitas dan kemampuannya. Dengan mengingat perempuan adalah pendidik pertama di dalam keluarga.
Anna Sugiarti, Komandan KPP-IPPNU Jawa Timur menyebutkan, di “Era Emansipasi Perempuan” ini menggambarkan bahwa makna perempuan adalah sosok yang istimewa sosok yang independen, sosok yang mandiri, sosok yang punya value lebih untuk menularkan kebaikan yang mengandung kebermanfaatan untuk lingkungan sekitarnya.
“Melihat dari segi feminisme, perempuan pada masa kini itu hebat, mereka sudah bangkit dari stigma masyarakat tentang perbedaan gender yang sering merendahkan potensi perempuan. Dengan kebangkitannya itu mereka sudah berani mengambil peran, berani menunjukkan diri dengan berbagai karya dan mampu tampil di depan hingga mampu memberikan dampak positif bagi lingkungan sekitarnya,” ungkap Anna saat diwawancarai tim media NU Blitar via online(23/4).
Anna juga menjelaskan, adapun dampak positif dan negatif dunia digital bagi perempuan masa kini. Dampak positifnya yaitu perempuan dimudahkan dalam berbagai hal pekerjaannya, mulai dari pekerjaan domestik, publik, pendidikan, ekonomi hingga sosial. Namun di sisi lain ada juga dampak negatifnya, salah satunya seperti masih sering terjadi kekerasan dan pelecehan seksual terhadap perempuan yang masih memiliki minim pengetahuan tentang literasi digital.
Peran perempuan masa kini itu bisa menjadi aktor strategis dalam pembangunan. Mereka juga mampu menjadi perempuan yang memiliki value lebih, saling suport dengan perempuan lainnya, mampu berdiri tegak mandiri di atas kaki sendiri, mampu berdampak, dan pastinya mampu menjadi z.
“Hadirnya KPP ini merupakan bagian dari Pelajar Putri NU sebagai pelopor dalam mengajak perempuan lain untuk lebih produktif dan aktif menyebarkan informasi dan menjalankan kegiatan yang positif. Saya juga mengajak kader KPP se-Jawa Timur untuk terus mengawal implementasi UU TPKS dalam mewujudkan ruang aman bagi perempuan, khususnya bagi Pelajar Putri NU di wilayah Jawa Timur,” tegas Anna.