Tokoh  

Ulama NU Pelopor Media, Mbah Wahab hingga Kiai Saifuddin

M. Rizal Zunianto
Ulama NU Pelopor Media
Arsip majalah Berita Nahdlatoel Oelama yang terbit pertama kali tahun 1931. (Foto: NU Online)

Surabaya, NU Online Jatim

Bicara media dan kepenulisan, nama Mahbub Djunaidi jadi ikon Nahdlatul Ulama (NU). Si Pendekar Pena itu diakui kepiawaiannya memilin kalimat dan ketajamannya dalam menyingkap realitas, baik sebagai wartawan maupun esais, tidak hanya oleh nahdliyin, tapi juga oleh orang luar NU. Ia menjadi inspirator kaum muda NU generasi selanjutnya yang hobi di bidang tulis-menulis.

Selain Mahbub, sebetulnya tak sedikit tokoh NU yang juga piawai dan menjadi pelopor di dunia pers dan kepenulisan. Sebagian di antaranya bahkan ulama atau kiai yang biasanya dipandang hanya berkutat di bidang pengajaran ilmu agama dan penceramah. Media dipilih karena itu dipandang sebagai salah satu ruang efektif dalam berdakwah, juga memupuk dan menebarkan spirit kebangsaan.

KH Abdul Wahab Chasbullah

Sebut saja contoh ulama NU yang juga aktivis pers ialah KH Abdul Wahab Chasbullah (Mbah Wahab), salah satu inisiator berdirinya NU. Soal profil Mbah Wahab tak perlu diulas panjang lebar di sini. Sudah banyak yang tahu, apalagi Nahdliyin, siapa ulama kharismatik nan progresif itu.

Jejak Mbah Wahab di dunia pers ialah ketika mantan Rais Aam PBNU itu mendirikan majalah tengah bulanan bernama Soeara Nahdlatoel Oelama atau Swara Nahdlatoel Oelama. Mengutip Ayung Notonegoro dalam Swara Nahdlatoel Ulama, Pelopor Pers  (NU Online, Jumat 9 Februari 2018), media tersebut adalah yang tertua lahir dari NU yang menggunakan aksara pegon.

Kapan Swara Nahdlatoel Oelama pertama kali terbit tidak ada catatan pasti. Ada data yang menyebut Swara Nahdlatoel Oelama pertama terbit tahun 1931. Namun ada pula yang menyebut media tersebut terbit pertama kali pada 1927, satu setengah tahun setelah NU berdiri……….

Baca Juga :  Negosiasi Mbah Wahab kepada Malaikat Izrail Jelang Muktamar NU

Selengkapnya Kunjungi Sumber : https://jatim.nu.or.id/tokoh/ulama-nu-pelopor-media–mbah-wahab-hingga-kiai-saifuddin-AZpkq