Kesehatan mental merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia. Semakin kompleks tantangan dan tekanan dalam kehidupan modern, semakin penting bagi kita untuk menjaga kesehatan mental dan berhasil mengatasinya. Islam mengajarkan hikmah dan bimbingan dalam menghadapi berbagai situasi kehidupan, termasuk dalam menghadapi kesehatan jiwa . Salah satu sumber ajaran yang berharga adalah hadis Nabi Muhammad SAW. Hadist-hadist ini memberikan wawasan dan petunjuk tentang cara menyikapi kesehatan mental dengan bijak dan seimbang.
Sebagai umat Islam, kita harus benar-benar mematuhi pedoman agama. Al-Qur’an dan Hadits merupakan sumber referensi pertama bagi umat Islam. Disebutkan dalam hadist nabi mengenai kesehatan mental, kriteria orang yang memiliki mental sehat diantaranya: perasaan aman, merasa cukup dan tidak meminta-minta kepada orang lain, percaya diri, dan bertanggung jawab. Nabi Muhammad Saw. tidak hanya memfokuskan untuk menjaga kesehatan fisik saja, namun mental kita juga perlu diperhatikan. Dijelaskan dalam salah satu hadist Rasululllah Saw.
حَدَّثَنَا اَبُو بنُ اَبِى شَيبَةَ حَدَّثَنَا خَالِدُ بنُ مُحلَدٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ ا للَّه بن سُتَىمَانَ عَن مُعَاذِ بن عَبدِ الله بن أبِيهِ عن عَمِهِ قَال كُنَّا فِي مَجلِسِ فَجَاءَ النَّبِىُّ صَلَّى الله عَلَيه وَسَلَّم وعلى رَأسِهِ أثَرُ مَاءٍ فَقَال له بَعْضُنَا نَرَاكَ اليوم طَيِّبَ النَّفسٍ فَقَال أجل وَالحَمد لله ثُمَّ أفَا ضَ القَومُ في ذكر الغَنِى فَقَال لاَ باَسِ باِلغَنِى لِمَن الصَّحَّةُ لِمَن اتَّقَى خَيرُ من الغنى وطيبُ النفسِ من النَّعيم
Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah berkata, telah menceritakan kepada kami Khalid bin Makhlad berkata, telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Sulaiman dari Mu’adz bin Abdullah bin Khubaib dari Bapaknya dari pamannya ia berkata, “Kami sedang duduk-duduk dalam sebuah majelis, lalu Nabi Muhammad datang, sementara di kepalanya masih ada sisa air mandi. Sebagian kami berkata kepada beliau, “Hari ini kami melihatmu tampak bahagia, ” beliau lantas menjawab, “Benar, segala puji bagi Allah.” Setelah itu orang-orang hanyut dalam perbincangan masalah kekayaan hingga beliau pun bersabda, “Tidak apa-apa dengan kaya bagi orang yang bertakwa. Dan sehat bagi orang yang bertakwa itu lebih baik dari kaya. Dan bahagia itu bagian dari kenikmatan” [H.R. Ibnu Majah].
Begitu penting nya menjaga kesehatan mental, Rasulullah Saw pernah mengajarkan doa kepada putrinya Sayyidah Fathimah radhiyallahu ‘anha untuk menjaga kesehatan mental. Rasulullah Saw. meminta Fathimah radhiyallahu ‘anha untuk membacanya pagi dan sore hari.
Doa ini diriwayatkan oleh Imam An-Nasai, Ibnu Sunni, Al-Hakim, dan Al-Baihaqi.
يَا حَيُّ يَا قَيُّومُ بِرَحمَتِكَ أَ سْتَغِيثُ أصْلِحْ لِيْ شَأْ نِيْ كُلَّهُ , وَلاَ تَكِلنِي الَى نَفسِي طَرْفَةَ عَينِ
“Wahai Zat yang maha hidup dan maha kekal abadi, dengan rahmat-Mu aku memohon pertolongan. Bawakanlah kemaslahatan pada segala urusanku. Janganlah Kaubiarkan aku sendiri menyelesaikan urusan meski sekejap.” (HR An-Nasai, Ibnu Sunni, Al-Hakim, Al-Baihaqi).
Dalam hadist-hadist Nabi Muhammad Saw. terdapat indikator yang dapat membantu kita mengenali tanda-tanda kesehatan mental yang baik. Dalam hal ini, kita akan menjelajahi beberapa indikator kesehatan mental menurut hadis Nabi Saw. sehingga kita dapat memahami pentingnya menjaga kesehatan mental dalam perspektif Islam, diantaranya:
- Perasaan Aman
Imam Tirmidzi meriwayatkan hadis Nabi Saw. mengenai percaya diri Dalam hadist dari Ubaidillah bin Mihshan radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
حَدَّثَنَا عبد اَلرَّحْمَنِ بن أَبِيْ شُمَيْلَةَ الأَنْصَارِيُّ عن سَلَمَةَ بن عُبَيدِ الله بن مِحْصَنٍ ألأ×َطْمِيِّ عن أَبِيْهِ وَكَنَتْ لَهُ صُحْبَةُ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهِ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ من أَصْبَحَ مِنْكُمْ مِنَا فِيْ سِرْبِهِ مُعَأ فيْ جَسَدِهِ عِنْدَهُ قُوْتُ يَوْمِهِ فَكَانَمَا حِيْزَتْ لَهُ الدُّنْيَا
Siapa yang pagi hari dalam kondisi aman jiwanya, sehat raganya, dan dia punya bahan makanan cukup di hari itu, seolah-olah dunia telah dikumpulkan untuknya.
Orang yang memiliki percaya diri, tanpa rendah diri, hidup tidak dihantui insecurity, maka hidupnya penuh dengan kedaimaian. Insecure sendiri adalah seseorang merasakan kecemasan, ragu atau kurang percaya diri hingga merasa tidak aman dan menjadi insecure.
Insecure adalah sifat yang normal. Namun, jika terjadi terus menerus bisa berakibat buruk pada diri sendiri. Jika tidak ditangani maka akan timbul gangguan, seperti masalah pada hubungan sosial dan lingkungan pekerjaan. Dan sifat seperti ini sangat berpengaruh pada mental.
- Merasa Cukup Dan Tidak Meminta – Minta Kepada Orang Lain
Istilah merasa cukup dalam Islam disebut Qona’ah. Agama islam sangat menegaskan sifat tersebut, seperti pada hadist Nabi Saw.
حَدَّثّنَا عَبدُ اللهِ بن يُو سُفَ أَحْبَرَنَا مَا لِكُ عَنْ أَبِيْ ألزَّنَادِ عَن الاَعْرَجِ عن أبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ رَسُوْ لَ اللهَ صَلَّى اللهَ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ وَالَّذِي نَفْسِيْ بِيَدِهِ لأَنْ يَأ خُذُ أَحَدُكُمْ حَبْلَهُ فَيَحْتَطِبَ عَلَى ظَهْرِهِ خَيْرٌ لَهُ من أَنْ يَأ تَي رَجُلًا فَيَسْأَ لَهُ أعْطَهُ أَوْ مَنَعَهُ
Telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah bin Yusuf, telah mengabarkan kepada kami Malik dari Abu Az Zanad dari Al A’raj dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu bahwa Rasulullah bersabda, “Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh seorang dari kalian yang mengambil talinya lalu dia mencari kayu bakar dan dibawa dengan punggungnya lebih baik baginya daripada dia mendatangi seseorang lalu meminta kepadanya, baik orang itu memberi atau menolak .
- Percaya Diri
Sikap percaya diri adalah sikap mental, yang sangat berpengaruh untuk kehidupan sosial. Sikap percaya diri ini juga pernah di singgung oleh Rasulullah Saw. dalam riwayatnya:
حَدَّثَنَا أبُو كرَيْبٍ حَدَّثَنَا عبدُ اللهَ بن نُمَيْرٍ وَأَبُو مُعَوِيَةَ عن الأَعمَشِ عن عَمْرِو بن مُرَّةَ عن أَبِي البَخْتَرِيَّ عن أَبي سَعِيدٍ قَال قَال رَسُوْلَ اللهَ صَلَّى اللهَ وِسَلذضمِ لأ يَحْقِرْ أَحَدُكُمْ نَفْسَهُ قَلُوْ يَا رَسُوْ ل الله كَيْفَ يَحْقِرُ أَحَدُنَا نِفْسِهُ قَالَ يَرَى أَمْرً لله عَلَيهِ فِيهِ مَقَالٌ ثُمَّ لأ يَقُولُ فِيهِ فَيَقُولُ اللهِ عضزَّ وَجَلَّ لَهُ يَوْمَ القِيامَةِ مَا مَنَعَكَ أن تَقُولُ فِي كَذَا وَكَذَا َيَقُولُ خَشْيَةَ النَّسِ فَيَقُوْلُ فَأَيَايَ كُنْتَ أن تَخْشَى
Telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib, telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Numair dan Abu Mu’awiyah dari Al A’masy dari ‘Amru bin Murrah dari Abu Al Bahtari dari Abu Sa’id dia berkata, “Rasulullah bersabda, “Janganlah salah seorang mencela dirinya sendiri.” Mereka bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimana seseorang mencela dirinya sendiri?” Beliau menjawab, “Dia melihat perkara Allah diperbincangkan, lalu dia tidak mengatakan (pembelaan) kepadanya, maka Allah ‘Azza wa Jalla akan berkata kepadanya kelak di hari kiamat, ‘Apa yang mencegahmu untuk mengatakan begini dan begini!’ lalu ia menjawab, ‘Saya takut terhadap manusia.’ Maka Allah pun berfirman: ‘Aku lebih berhak untuk kamu takuti.
Menyikapi kesehatan mental dengan panduan hadist Nabi Saw. adalah langkah bijak dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Hadis-hadis tersebut memberikan wawasan dan petunjuk tentang pentingnya menjaga kesehatan mental dan indikator mengenai kesehatan mental. Dalam menghadapi tantangan kehidupan, kita dapat mengambil hikmah dari ajaran Islam dan menerapkannya dalam menjaga kesehatan mental kita. Penting untuk diingat bahwa kesehatan mental adalah aspek penting dari kehidupan kita yang harus diperhatikan dengan serius.
Dalam mencapai kesehatan mental yang baik, juga penting untuk mencari bantuan profesional jika diperlukan. Konsultasikanlah masalah kesehatan mental Anda kepada ahli terapi atau konselor yang dapat memberikan dukungan dan panduan yang tepat.