Opini  

Kesenian Menurut Pandangan Islam

Ika Nur Fitriani
jpg 20220606 130155 0000

Opini, Media NU Blitar

Kesenian adalah suatu eskpresi perasaan manusia yang memiliki unsur keindahan di dalamnya dan diungkapkan melalui suatu media yang sifatnya nyata, baik itu dalam bentuk nada, rupa, gerak, dan syair serta dapat dirasakan oleh panca indera manusia. Kesenian sudah ada sejak manusia memulai peradaban. Manusia terdahulu membuat kesenian mereka dengan menggambar di dinding goa menggunakan bara kayu yang telah dibakar. Mereka membuat lukisan tentang hewan-hewan maupun tumbuhan yang mereka temui di kehidupan mereka sehari-hari.

Islam sendiri memahami seni sebagai dorongan atau desakan yang diberikan oleh Allah SWT. yang perlu digunakan sebagai suatu cara untuk memeriahkan kebesaran dan keagungan Allah SWT. Jadi menurut pengertian tersebut kita menggunakan seni untuk mengagungkan Allah SWT. sehingga apa yang kita lakukan dapat bernilai ibadah.

Kesenian menurut pandangan Islam awalnya merupakan bentuk perwujudan dari dalil-dalil yang berasal dari Al-Qur’an dan tidak mengandung lukisan atau gambaran tentang makhluk hidup karena hal itu merupakan hak prerogatif Allah SWT. untuk menciptakan makhluk hidup, jadi diyakini bahwa apablia ada seseorang yang menggambar makhluk hidup maka dia berusaha menyaingi kekuatan Allah SWT.

Lantas apakah hal tersebut menjadikan Kesenian dalam Islam tidak memiliki gambaran tentang makhluk hidup pada umumnya? Menurut penulis tidak, karena makhluk hidup tetap digambar dan dilukis tetapi melalui beberapa perubahan, sehingga tidak benar-benar nampak seperti pada kenyataannya.

Pada umumnya, kesenian Islam berasal dari daerah jazirah Arab dan kesenian lokal yang telah diadopsi dari masyarakat daerah di Indonesia oleh Wali Songo yang berdakwah kira-kira di abad ke 14-15 yang lalu. Kesenian-kesenian yang ada telah mereka adopsi dan ubah sehingga tidak bertabrakan dengan hukum-hukum dan ketentuan dalam Islam. Contoh kesenian lokal yang digunakan adalah: Wayang kulit, gamelan, serta tembang dan sastra sufistik. Wayang kulit digunakan oleh Sunan Kalijaga, gamelan digunakan oleh Sunan Muria, lalu tembang dan sastra sufistik digunakan oleh Sunan Bonang.

Baca Juga :  Gerhana Bulan, Berikut Hal yang Perlu Dilakukan Nahdliyin

Apakah hal ini perlu dilakukan pada masa itu? Menurut penulis ya perlu, karena masyarakat Indonesia pada masa itu sangat terpaku dengan budaya yang ada, dan kebanyakan budaya-budaya itu merupakan hasil dari budaya yang terpengaruh oleh kepercayaan mereka sebelumnya yaitu Hindu atau Buddha. Hal ini tentu saja memiliki beberapa konflik dengan ketentuan-ketentuan dalam Islam seperti mengagungkan tuhan selain Allah SWT. serta beberapa hal lain yang bertentangan dengan syariat Islam.

Tembang yang digubah oleh Sunan Bonang merupakan sebuah tembang yang dapat berisi tentang beberapa cara untuk menyembuhkan hati seorang manusia yang tengah dilanda kesusahan. Tembang ini masih populer hingga hari ini karena masih banyak orang yang menyanyikannya. Ini juga merupakan sebuah bukti bahwa seni dapat hidup dan bertahan hingga waktu yang sangat lama selama masih ada orang yang melakukan atau mempraktikannya.

Hal ini menunjukkan bahwa kesenian dalam Islam dapat berkembang mengikuti ketentuan-ketentuan dalam agama Islam sehingga dapat dibudayakan oleh banyak orang dalam berbagai masa yang berbeda. Tentu saja selama kesenian tersebut tidak melanggar aturan dan ketentuan yang ada dalam agama Islam.

Kebanyakan kesenian Islam berasal jazirah Arab, karena seperti diketahui, Islam pada awalnya berkembang di sana pada masa kerasulan nabi Muhammad SAW. Kesenian ini kebanyakan berupa seni terapan, seperti teknik arsitektur, barang-barang keseharian seperti gerabah dan juga karpet. Ada juga kesenian kaligrafi yang sangat digemari banyak orang.

Kesenian arsitektur Islam banyak diterapkan di bangunan umum dan tempat ibadah, seperti di Masjid agung Damaskus, Suriah, dan juga Masjid-Katedral Cordoba di Spanyol. Kebanyakan kesenian arsitektur ini berupa kolom-kolom dan lengkungan. Kolom-kolomnya memiliki bentuk yang halus dan memutar.

Baca Juga :  Rawat Budaya Islam, Mahasiswa Asistensi Mengajar Universitas Trunojoyo Madura Memperingati Acara Maulid Nabi Di UPTD SD Gili Barat

Kesenian keramik/gerabah Islam mempunyai banyak pencapaian yang tidak dapat dilampaui oleh kebudayaan lain, salah satunya tentang cara pembuatan keramik yang menggunakan teknik glasir yang merupakan teknik yang dikembangkan oleh perajin gerabah muslim. Tempat perajin gerabah muslim yang terkenal ada di Fustat atau yang sekarang dikenal dengan Kairo, Mesir (975-1075), lalu Damaskus (1100-1600) dan Tabriz di Azerbaijan (1470-1550)

Kesenian karpet merupakan kesenian Islam yang dapat dikatakan sebagai kesenian yang paling dikenal oleh masyarakat internasional. Kesenian ini kebanyakan mengusung konsep abstrak dengan bentuk-bentuk geometris sebagai tema utama. Kesenian ini memiliki banyak variasi sesuai daerah pembuatannya. Daerah-daerah pembuat kesenian karpet yang terkenal ada di Persia, Turki, Arab, dan juga Asia Tengah.

Kaligrafi sendiri merupakan sebuah desain unik yang pada umumnya didasarkan pada dalil di dalam Al-Qur’an dandiukirkan diatas keramik. Hal ini merupakan sebuah karya seni yang membutuhkan teknik dan kemampuan yang sangat mumpuni dari sang pengukir, karena media yang digunakan untuk mengukir bukanlah sembarang media. Apabila terdapat suatu kesalahan maka besar kemungkinan sang pengukir haruslah mengulangi pekerjaannya dari awal. Kaligrafi juga dapat bertahan dalam waktu yang sangat lama apabila dirawat dan tidak dibiarkan begitu saja, mengingat medium yang digunakan adalah keramik yang keras dan tidak mudah rusak, namun apabila terdapat sedikit kesalahan dalam menanganinya maka hal itu dapat berakibat pada rusak bahkan pecahnya kaligrafi tersebut. Salah satu contoh hasil kaligrafi yang terkenal di luar negeri adalah kaligrafi dari Tiongkok yang berada di masjid agung Xi’an di Tiongkok.

Oleh : Achmad Afif Nuryanto
Penulis merupakan seorang mahasiswa aktif semester 2 di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang prodi Sastra Inggris