Umat Islam akan segera meninggalkan bulan Dzulhijjah 1443 H dan memasuki Muharram 1444 H. Karenanya, banyak hal yang harus dilakukan sebagai bentuk syukur dan refleksi atas pergantian bulan sekaligus tahun tersebut.
Muharram dikatakan orang Jawa dengan “Sasi Suro”, yang sebenarnya berasal dari bahasa Arab, Asy’ura, berarti kesepuluh. Dan bagi masyarakat muslim, Muharram menjadi momentum yang penting dan mulia karena menjadi pembuka tahun baru dalam Islam. Wajar jika umat Islam banyak yang merayakannya, bahkan bisa disebut dengan “Hari Raya Umat Islam” karena banyak kenangan yang terdapat dalam bulan Muharram.
Penjelasan tentang kemuliaan bulan Muharram ditulis oleh KH Sholeh Darat pada bulan Muharram tahun 1317 H. Jika dilihat dalam penanggalan Jawa online, 1 Muharram 1317 H jatuh pada hari Jumat Pon bersamaan dengan 12 Mei 1899 M atau 1 Suro 1829 (Jawa). Jika kita hitung sekarang sudah memasuki tahun 2022, maka kitab karya KH Sholeh Darat ini sudah berumur 123 tahun. Kitab ini ditulis saat KH Sholeh Darat berusia 79 tahun.
Sebagaimana dilansir dalam artikel yang berjudul Kemuliaan Bulan Muharram menurut KH Sholeh Darat di NU Online bahwa dalam kitab Lathaifut Thaharah wa Asrarus Shalah tentang kemuliaan bulan Muharram: Bahwa awal Muharram itu adalah tahun barunya seluruh umat Islam.
Adapun tanggal 10 Muharram adalah “Hari Raya” yang digunakan untuk bergembira dengan shadaqah. Hari raya ini cenderung lebih menekankan untuk mensyukuri nikmat Allah, seperti bershadaqah kepada fakir miskin. Bukan hari raya dengan shalat.
Dalam menyambut tahun baru ini, maka umat Islam diminta untuk membaca doa akhir tahun pada tanggal 30 Dzulhijjah saat akhir shalat ashar sebanyak tiga kali. Bacaan doa akhir tahun adalah begini:
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ. اَللّهُمَّ مَا عَمِلْتُ فِي هٰذِهِ السَّنَةِ مِمَّا نَهَيْتَنِي عَنْهُ فَلَمْ أَتُبْ مِنْهُ وَلَمْ تَرْضَهُ وَلَمْ تَنْسَهُ وَحَلِمْتَ عَلَيَّ بَعْدَ قُدْرَتِكَ عَلَى عُقُوْبَتِي وَدَعَوْتَنِي إِلَى التَّوْبَةِ مِنْهُ بَعْدَ جُرْأتِي عَلَى مَعْصِيَتِكَ فَإِنِّي أَسْتَغْفِرُكَ، فَاغْفِرْلِي وَمَا عَمِلْتُ فِيْهَا مِمَّا تَرْضَاهُ وَوَعَدْتَنِي عَلَيْهِ الثَّوَابَ فَأَسْأَلُكَ اَللّهُمَّ يَا كَرِيْمُ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَاْلإِكْرَامِ أَنْ تَتَقَبَّلَهُ مِنِّي وَلاَ تَقْطَعْرَجَائِي مِنْكَ يَا كَرِيْمُ.وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ
KH Sholeh Darat menjelaskan bahwa siapa saja yang membaca doa akhir tahun ini tidak akan digoda oleh setan dalam tahun itu. Setan hanya bisa merusak manusia dalam waktu satu jam. Itupun semua dosa selama setahun telah diampuni oleh Allah karena membaca doa ini. “Maka menurut KH Sholeh Darat, seyogyanya bagi orang beriman jangan lupa membaca doa ini saat akhir tahun”.
Selain membaca doa akhir tahun, umat Islam juga diminta untuk membaca tiga kali doa awal tahun setelah shalat maghrib pada awal bulan Muharram. Bacaan doa awal tahun adalah sebagai berikut:
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ. اَللّهُمَّ أَنْتَ اْلأَبَدِيُّ اْلقَدِيْمُ اْلاَوَّلُ وَعَلَى فَضْلِكَ الْعَظِيْمِ وَجُوْدِكَ الْمُعَوَّلِ وَهٰذَا عَامٌ جَدِيْدٌ قَدْ أَقْبَلَ نَسْأَلُكَ الْعِصْمَةَ فِيْهِ مِنَ الشَّيْطَانِ وَأَوْلِيَاءِهِ وَجُنُوْدِهِ وَالْعَوْنَ عَلَى هٰذِهِ النَّفْسِ اْلأَمَّارَةِ بِالسُّوْءِ وَاْلإِشْتِغَالَ بِمَا يُقَرِّبُنِي إِلَيْكَ زُلْفٰى يَا ذَا الْجَلاَلِ وَاْلإِكْرَامِ. يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا ومولانا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَاصْحَابِهِ وَسَلَّم.
Doa awal tahun ini ketika dibaca, akan membuat umat Islam terlindungi dari godaan setan. KH Sholeh Darat menjelaskan: “Barang siapa membaca doa ini tiga kali di awal bulan Muharram setelah shalat maghrib, maka sesungguhnya setan itu mengucapkan bahwa anak Adam ini sudah aman dalam sisa umurnya selama tahun itu. Sebab Allah swt memberikan asisten berupa dua Malaikat untuk menjaganya agar tidak digoda setan”.