Membangun Semangat Optimis di Tengah Problema Hidup

M. Rizal Zunianto
Semangat Optimis

Hingga kini, kondisi bangsa belum benar-benar aman. Banyak masalah yang dihadapi baik dalam negeri hingga akibat pengaruh global. Pada saat yang bersamaan, manusia juga menghadapi aneka problematika hidup. Dan emmang begitulah realita kehidupan, ada saatnya penuh harapan, namun tidak jarang lantaran aneka masalah yang dihadapi, maka sifat pesimis turut muncul.

Dalam kondisi seperti itu, ada baiknya mengingat firman Allah dalam surat Al-Baqarah: 155-157 berikut : Dan sungguh Kami uji kalian dengan sedikit rasa ketakutan, lapar, kekurangan harta benda, jiwa, buah buahan. Dan berilah kabar gembira orang orang yang sabar. Yaitu orang-orang yang ditimpa musibah, mereka mengatakan : Sesungguhnya kami milik Allah, dan sesungguhnya kami akan kembali kepada-Nya. Mereka itulah orang yang akan mendapatkan rahmat dari Tuhannya dan mereka itulah orang-orang mendapatkan hidayah.

Dari ayat di atas bisa ditelaah bahwa kehidupan manusia selalu berubah. Roda kehidupan senantiasa berputar, terkadang menjumpai kemudahan dalam segala bidang, dan pada lain waktu, ditemukan kesulitan hidup. Di satu saat bisa bersedih, di saat lain dapat tiba-tiba menjadi gembira. Semua dinamika ini dinamakan sebagai ujian dari Allah SWT agar iman bisa menjadi tebal, kedekatan kepada Allah akan selalu bertambah. 

Dalam kitab matan al-Kharidah al-Bahiyyah, Syekh Ahmad Dardir mendendangkan sebuah syair : Dan bersyukurlah atas nikmat-nikmat Allah, dan bersabarlah atas cobaan-cobaan-Nya. Qasidah ini menjelaskan tentang tugas manusia agar pandai bersyukur atas karunia Allah. Anugerah yang diberikan tidak membuat terlena tentang bagaimana cara menggunakan nikmat tersebut secara baik dan benar. Begitu pula sebaliknya. Pada waktu ditempa cobaan, tugas manusia adalah bersabar. Harus selalu berhusnudhan kepada Allah. Perlu yakin, Allah akan memberikan kemudahan, mungkin saja nanti atau di kemudian hari. 

Terkait hal ini, Allah berfirman dalam surat As-Syarh ayat 5 hingga 6 :  Sesungguhnya bersama kesulitan, ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan, ada kemudahan.  Di ayat ini, Allah mengulangi tentang kebersamaan antara kesulitan pasti akan ada kemudahan, itu pasti. Bahkan Allah mengulangi sampai dua kali. Kita tidak boleh meragukan firman Allah ini. Dan dalam sebuah hadits qudsi, sebagaimana diriwayatkan Ibnu Abbas radliyallâhu anh, Allah berfirman : Aku ciptakan kesulitan satu, tetapi di situ pula Aku ciptakan dua kemudahan.

Sekarang ini, di antara kita mungkin sedang bertani, namun gagal panen. Atau panen sukses tapi harganya tidak sesuai harapan. Yang menjadi pelajar atau mahasiswa, nilai yang diperoleh kurang sesuai harapan. Yang kerja kantor, ada masalah di tempat kerjanya. Yang berdagang ditipu orang. Peternak dihantui dengan Penyakit Mulut dan Mulut atau PMK. Dan hal tersebut bisa saja menimpa semua kalangan. Di saat demikian, manusia tetap harus menata hati untuk memosisikan Allah pada dugaan yang selalu baik. 

Baca Juga :  Khutbah Idul Fitri : Yang Pantas Berhari Raya || Bahasa Indonesia

Firman Allah dalam hadits qudsi menyebutkan : Aku itu berada pada posisi dugaan hamba-Ku kepada-Ku. Maksudnya, jika meyakini Allah tidak akan bisa menyelesaikan masalah, masalah pun tidak akan kelar. Apabila yakin bahwa Allah bisa menyelesaikan urusan yang menurut ukuran sangat rumit, Allah pun akan menyelesaikan problem tersebut dengan skenario yang indah.

Maka yang patut dipanjatkan kepada Allah bukan kalimat : Ya Allah, masalahku sungguh besar. Bukan Namun, dengan kalimat : Masalah! Allah-ku maha paling besar. Seberapa besar masalah kita, Allah lebih agung daripada masalah tersebut.  Perihal kesulitan, dari Ibnu Masud menyebutkan : Demi Allah, seandainya kesulitan, keterpurukan, kegagalan itu berada dalam suatu lubang, pasti kemudahan akan mencarinya hingga bisa merangsek masuk. Dan kesulitan tidak akan bisa mengalahkan kemudahan. Dalam arti, kemudahan pasti akan menang.

Solusi terbaik menghadapi hidup adalah optimis. Karenanya, mari bangun optimisme, sembari sambil membenahi kekurangan yang ada pada diri, kita evaluasi sikap, kinerja, dengan tetap mengutamakan doa, munajat kepada Allah . Hal itu dapat ditunjukkan pula dengan rajin shalat malam supaya masalah diselesaikan Allah dengan cara-Nya yang indah, insyaallah kita akan diberikan jalan keluar dari aneka problem tersebut.

Rasulullah bersabda : Sebaik-baik ibadah adalah menanti kegembiraan. Bahwa maknanya kira-kira adalah optimisme menyambut datangnya kebahagiaan itu merupakan ibadah yang agung. Bagaimana tidak agung apabila semua umat Muslim di muka bumi ini berputus asa, tidak ada yang mau berusaha. Padahal putus asa merupakan suatu hal yang harus dihindari. Lawan kata putus asa adalah optimisme yakni keyakinan yang tangguh.

Perhatikan pesan Nabi Yaqub kepada anak-anaknya yang disebutkan dalam surat Yusuf ayat 87 sebagai berikut : Janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya yang berputus asa dari rahmat Allah, hanyalah orang-orang kafir.  

Dengan demikian, ada beberapa pelajaran yang perlu dipetik. Pertama, semua orang akan dipenuhi rasa jika tidak sedang bahagia, maka dia sedang berduka. Jika bahagia, sikapnya harus bersyukur, jika berduka harus bersabar. 

Baca Juga :  Makna Tahun Baru Islam dan Doa yang Disarankan

Kedua, berdoa  atau memohon kepada Allah dengan penuh optimisme itu sangat penting sebagaimana ditegaskan dalam surat Al-Baqarah ayat 186 sebagai berikut : Jika hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku sangat dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku, agar mereka memperoleh kebenaran. 

Dalam cerita Nabi Yunus saat dia ditelan oleh ikan, berkat doa yang ia panjatkan, Allah kemudian mengabulkan. Dzin Nun atau yang terkenal dengan nama Nabi Yunus pun akhirnya bisa keluar dari perut ikan. Sabda Rasulullah yang diriwayatkan oleh Said bin Abi Waqash adalah : Doa Nabi Yunus ketika berada di perut ikan yang besar adalah Lâ ilâha illâ anta, subhânaka innî kuntu minadh dhâlimîn. Tidak ada seorang Muslim satu pun yang berdoa memakai kalimat itu kecuali dikabulkan doanya.

Ketiga, pentingnya berhusnudhan kepada Allah SWT. Berprasangka baik merupakan kunci kebahagiaan. Keempat, bagi orang yang sedang dirundung duka, penuh cobaan hidup, hendaknya memperbanyak berdoa.
Semoga kita tergolong orang-orang yang diberikan anugerah bisa mensyukuri aneka macam nikmat Allah. Andai saja diberi cobaan, semoga dianugerahi sabar dan optimisme serta pribadi yang selalu dekat kepada Allah baik dalam keadaan suka maupun duka.