Rehat  

Pengabdian Masyarakat Mahasiswi UTM Melalui Kreativitas Pengolahan Kacang Tanah Bernilai Ekonomis Tinggi (Ampyang)

M. Rizal Zunianto
kacang Tanah

Sabtu, 12 Juni 2022

Pengabdian Masyarakat Kelompok KKN-T 119 Universitas Trunojoyo Madura mengadakan Sosialisasi dan Program Peningkatan Kewirausahaan Melalui Kreativitas Pengolahan Komoditas Kacang Tanah (Ampyang) di Desa Keleyan, Kecamatan Socah, Kabupaten Bangkalan. Tujuan dari sosialisasi dan program ini adalah memberikan pemahaman agar Komoditas Kacang Tanah memiliki nilai ekonomis tinggi dengan diolah menjadi suatu produk yang dapat dijadikan sebagai motivasi untuk mendirikan sebuah usaha rumahan (Home Industry).

Mengingat, Desa Keleyan memiliki potensi Komoditas Kacang Tanah. Kegiatan Sosialisasi dan Pogram ini sangat diperlukan. Petani Kacang Tanah di Desa Tersebut pada umumnya hanya menjual hasil panen Kacang Tanahnya seperti biasa yaitu berupa mentahan saja kemudian dijual ke pasar.
“Ujar ibu Srianti (51) Kacang Tanah disini ya cuman dijual seperti biasa saja nak kalau nggak cuman digoreng dan itu saja buat camilan sendiri”.

Ampyang merupakan camilan gula kacang tradisional Jawa yang terbuat dari kacang tanah yang diberi adonan gula jawa atau gula aren. Ampyang sendiri merupakan camilan khas yang berasal dari daerah Yogyakarta, tetapi makanan ini juga telah tersebar di beberapa daerah pulau Jawa seperti Madura. Masyarakat Desa Keleyan menyebut camilan ini dengan sebutan “Ting Ting”.

ibu Indah (49) menyampaikan “kalau disini itu nak namanya Ting Ting biasanya dijual di pasar”. Inovasi produk Ampyang yang dilakukan Mahasiswi KKN-119 ini sedikit berbeda seperti produk yang pada umumnya. Perbedaan dari produk yang biasanya yaitu dari penampilan Ampyang yang diberikan butiran – butiran berwarna atau springkel.

Selain itu Ajeng (21) menyampaikan “Saya belum pernah menemui produk Ampyang yang diberi hiasan, sehingga disini saya membuat produk yang menjadi pembeda dari biasanya agar terlihat cantik karena ada tampilan yang berwarna”.

Sosialisasi dan Program ini selain melibatkan perangkat desa keleyan juga mengajak Ibu – ibu dari petani kacang tanah dengan respon yang sangat baik. “Ampyang-nya rasanya enak dan gurih, sangat bermanfaat sekali bagi para ibu – ibu disini karena selama ini Kacang Tanah hanya dijual dipasar dengan harga yang standar” ungkap Ibu Srianti (51) salah satu warga desa kelayan. Prosedur dan bahan pembuatan Ampyang sendiri cukup mudah, bahan baku terjangkau dan tidak memerlukan biaya yang mahal.

Baca Juga :  Rawat Budaya Islam, Mahasiswa Universitas Trunojoyo Gelar Pembelajaran Ilmu Tajwid

Mahasiswi KKN 119 UTM berharap inovasi yang diberikan kepada masyarakat Desa Keleyan agar dapat mengembangkan pengolahan komoditas kacang tanah menjadi olahan suatu produk yang banyak diminati masyarakat sehingga memperoleh keuntungan yang lebih besar dibandingkan dijual dalam bentuk kacang mentahan.